The Last Memories I Have Part 1-1
Finally, my new project realease.. yeaaaayyyy... I hope you like my new story ;) | Thanks for reading ^^
Saya hidup dalam kemungkinan-kemungkinan
- Emily Dickinson
29 Juni
Pagi ini hari begitu cerah, langit pun tampak berwarna kebiru-biruan. “Bunga”, terdengar suara yang memanggil ku dari luar, akupun yang sedang sibuk memasukkan peralatan untuk ujian masuk ke perguruan tinggi hari ini berhenti dan menghampiri suara yang memanggilku. “hi,clara. Ayo masuk, tunggu sebentar ya,aku mengambil tas di kamar dulu”,kataku menyuruh temen ku yang sudah datang menjemputku untuk masuk ke dalam rumah. Bergegas aku lari ke kamar dan menyambar tas ku secepat kilat. “ayo, kita berangkat”, kataku cepat pada teman ku itu . lagu davichi yang ada di dalam mp4 ku menemaniku selama perjalanan menuju tempat ujian. Terdengar suara lonceng yang sedang dibunyikan bersamaan saat aku sampai di gerbang depan kampus fisipol, tanpa pikir panjang pun aku segera berlari menuju ruangan, kulihat wajah lelah clara yang mengikuti ku berlari dari tempat parkir. “Ayo cepat ra, bisa-bisa telat kita ini”, teriak ku pada clara yang sedang berlari dibelakang ku. Takut, cemas dan panik, semua bercampur aduk. Setelah aku melangkahkan kaki memasuki pintu kampus langkah ku seketika menjadi pelan, mataku tertuju pada segerombolan orang yang sedang berdiri dan duduk-duduk di tangga. Oh Shit ! maki ku dalam hati, “belum lagi ujian ra, sudah capek duluan kita. Hahaha”, kataku pada clara yang juga memelankan langkah kakinya. Clara hanya tersenyum kecewa padaku. Akhirnya kami berjalan dengan pelan, satu persatu anak tangga kami turunin, aku yang berbeda ruang dengan clara saat itu juga kami berpisah di pertigaan tangga, kelas clara berada di lantai dasar sedangkan kelas tempat ku ujian berada di tingkat 2. Mata ku mencari-cari sosok seseorang kalau saja ada yang aku kenal, tapi naasnya hampir semua yang kulihat tidak ada yang ku kenal. Beberapa menit kemudian terlihat 2 orang pengawas yang sedang berjalan menuju arah ruang kelas tempat ku ujian. “yap, anak-anak kalian bisa masuk sekarang”, kata salah seorang pengawas. Aku pun berjalan menuju ruang kelas, mulai mencari dimana tempat duduk ku, ternyata tidak butuh waktu lama untuk mencari dimana kursi ujian ku. Tempat yang sangat strategis dan aman untuk saling menyontek saat ujian, tapi sayangnya kami satu kelas saling tidak mengenal jadi akan sangat mustahil untuk saling menyontek. Lonceng pertama yang menandakan ujian boleh segera dimulai berbunyi, pengawas pun bergegas membagikan lembar jawaban dan soal ujian kepada kami, setelah semua soal dibagikan pada peserta ujian. Pengawas pun memberikan aba-aba agar kami bisa mulai mengerjakan soal tersebut. Melihat semua anak serius mengerjakan aku pun hanya tersenyum tipis lalu mulai mengerjakan soal itu. Memang bukan soal yang menguras otak tapi butuh ketelitian supaya tidak salah jawab. 1 jam kemudian bel yang menandakan berakhirnya untuk mengerjakan soal pertama berbunyi. “yak, kalian bisa melanjutkan ke soal berikutnya”, kata pengawas laki-laki itu. Waktu kali ini lebih panjang 30 menit Karena ada 4 mata pelajaran yang diujikan. Aku mencuri-curi pandangan untuk melihat sekeliling, berharap ada yang memberiku contekan. Tapi hasilnya nihil, semua mata tertuju pada soal ujian masing-masing. Menghela nafas panjang, aku berharap ada yang membantuku untuk mengerjakannya karena aku sudah memutar otak ku untuk mencari jawabannya dan tetap saja aku tidak menemukan titik terang. “waktu tinggal 25 menit lagi”, kata salah seorang pengawas yang lalu membuyarkan lamunan ku. Tersadar kalau aku belum menyelesaikan sebagian dari soal itu, ku tekan pensil 2B ku untuk mencari jalan memecahkan soal matematika itu, ku tuliskan rumus-rumus matematika tapi hasilnya pun tetap sama. Dan sampai waktu berakhir aku hanya menyelesaikan 20 soal psikotes, 3 soal matematika, 15 soal bahasa Indonesia dan 14 soal bahasa inggris.
Komentar
Posting Komentar
Thanks for your Comment