it's me, just me and only me part.4


Setelah aku menuliskannya aku, akupun bergegas turun ke’kelas Karena sekarang pelajarannya pak dangerous. Dan sesungguhnya aku benci pelajarannya karena setiap kali ia selesai memberi penjelasan ia selalu menyurh ku untuk maju mengerjakan soal-soal matematikanya yang danger-danger. Dan setibanya aku d’kelas,,,ternyata anak-anak d’kelas masih ribut seperti biasanya,dan aku bertanya pada ketua kelas apakah pak dangerous masuk apa tidak,aku cukup senang mengetahui kalau pak danger gak masuk. Setelah aku menegetahui itu aku bergegas untuk pulang karena tidak ada lagi jam pelajaran habiz pak danger. Setelah aku sampai d’gerbang sekolah,aku melihat seseorang yang sepertinya aku mengenalnya,dia datang bersama mobil hitam menkilat yang sepertinya aku mengenalinya. Dan benar karena aku mengnalinya itu papa dan veronica serta anaknya vero. Lalu papa melambai pada ku.


“hai kiki anak ku tercinta”,kata papa sambil tersenyum padaku.
“oooo…. Papa apa kabar???? Baru saja aku ingin mengirimkan surat pada papa,tapi papa sudah datang k’sini. Tapi boleh aku tau mengapa papa datang k’samarinda yah?????”,Tanya ku penasaran.
“papa mendapat tugas d’samarinda selama 2 tahun k’depan,jadi kami memutuskan untuk membeli rumah d’sini dan pindah kemari,dan itu bisa membua kita semua berkumpul kan?????”,tambah papa.
“oooh… begitu!!!! Tapi aku sudah terlanjur menyukai kos-kosan q,,,apakah aku masih boleh tinggal d’sana????”,Tanya ku lagi.
“kiki apakah sebaiknya kita tinggal bersama saja,,jadi renita tidak kesepian”,bujuk papa pada ku.
“ooh,,begitu????”,tambah ku lemas.
“benar”,kata papa.
“kalau begitu baiklah”,kata ku lagi.
“kalian berdua masuklah kemobil,,,aku dan vero mau mengurus kepindahan sekolah renita”,ujar papa menambahkan.
“apa renita akan satu sekolah dengan q yah????”,Tanya ku.
“iya benar,bukankah dengan begitu kalian bisa berangkat bareng,,dan pulang bareng”,kata papa.
Aku hanya bisa terdiam ketika papa bilang begitu pada ku. Dan akhirnya hanya tinggal aku dan renita d’dalam mobil. Kami hanya berdiam satu sama lain,kami memang begitu kami tidak akrab. Aku sangat membenci renita,tapi aku membenci bukan karena dia saudara tiri ku. Melainkan aku benci sifatnya yang sombong dan suka menghamburkan uang papa. Dian saja jarang untuk menegur dan mengajaknya bicara,makanya aku juga malas untuk berbica padanya. Dan aku harus mengalami kepedihan yang mendalam lagi,karena harus satu sekolah dengannya. Hiks….hiks…..hiks.. T_T… malangnya nasibku ini.
Dari kaca jendela mobil aku melihat papa dan vero jalan mendekat kearah kami,aku bisa melihat papa bahagia dengan vero,mereka tertawa bersama. Lalu mereka mendekat kearah kami dan memasuki mobil.
“ren,kau besok sudah mulai masuk sekolah,besok papa akan mengantarkan kalian”,kata papa.
“baguslah itu papa”,tambah renita.
“yah,aku belum membereskan barang-barang ku d’kos,bisa kah aku pulang untk membereskannya???”,Tanya ku.
“tidak perlu ki,tadi vero sudah menyuruh orang untuk membereskan semua barang-barang mud an sudah mengantarkannya kerumah kita saying”,jawab papa.
“oh… begitu,terima kasih vero”,kata ku.
“iya,sama-sama kiki”,jawab vero.

-----------------------To be Continued----------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Sweet 18th