It's Me, Just Me and Only Me part. 13

“apa kau sudah lama menunggu ki????”,Tanya paman.
“ah, tidak juga kok paman”,jawab ku.
“tapi kenapa kau tidak minta jemput di tempat latihan aja?????”,Tanya paman.
“aaaaa, aku tadi baru menemani teman beli buku tentang soccer. Jadi aku pikir untuk minta di jemput disini aja,begitu paman”,jawab ku.
“oooo begitu, baik lah. Ayo kita let’s go makan ice cream”,kata paman.
“yeeeaaaaaaa,, hidup ice cream”,imbuh ku.


 
Akhirnya sesampainya di took ice cream, aku dan paman banyak ngobrol. Paman banyak bertanya tentang keseharian ku selama paman nggak ada di Indonesia. Paman juga bertanya tentang vero dan renita. Aku tau paman merasa kasihan pada ku, karena sekarang papa jarang sekali ada waktu untuk aku, yang anak kandungnya sendiri. Setelah 2 jam aku di toko ice cream, akhirnya kami pulang juga.
“paman, aku pulang sendiri saja”,kata ku pada paman.
“looo??? Kenapa ki??? Paman antar saja kamu kerumah. Lagian ini sudah malam, mana boleh kamu pulang sendiri”,jawab paman.


“tidak apa kok, baru jam 8 ini. Biasa aku juga pulang jam segini. Aku lebih suka berjalan kaki dan pulang sendiri. Paman pulang saja duluan”,kata ku sambil menyuruh paman masuk dalam mobil.
“ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati ya ki???”,Tanya paman.
“iya paman ku”,jawab ku. Aku pun bergegas untuk berjalan, aku lagi nggak pengen pulang kerumah. Tapi aku bingung mau kemana, kalau aku ke rumah rio, itu sangat nggak mungkin banget! Tadi sore aja aku nggak balas sms dan telpon-nya. Mana bisa tiba-tiba aku muncul di rumahnya. Pasti dia sangat marah sama aku. Kaki ku terus berjalan walau aku sudah merasa sangat lelah, sampai akhirnya aku berhenti di depan taman. Sekalian saja aku bermain ayunan di taman untuk menghilangkan stress ku ini. Sudah lama sekali aku tidak bermain ayunan. Tanpa sadar aku ketiduran di ayunan itu, dan ketika aku bangun sudah jam 3.00 subuh, aku baru sadar kalau aku nggak pulang kerumah. Entah papa khawatir dan mencari ku atau mereka fine-fine aja. Ya!!!! Karena sudah terlanjur nggak pulang, ya paksa dech aku nunggu pagi aja sekalian ntar berangkat sekolah. Hahh!!!!!!!! Sambil aku berjalan meninggal kan taman, nggak terasa aku sangat lapar. Aku terus berjalan mencari sapa tau ada toko yang buka 24 jam. Ternyata benar, ada toko kelontong yang sudah buka jam 3.00 subuh, ya aku langsung aja masuk dan memesan sup hangat.
“maaf bu, apa ibu punya kamar mandi????”,Tanya ku pada pemilik toko.
“iya, tentu saja”,jawab pemiliknya.
“bisa kah saya meminjamnya untuk mandi bu?”,Tanya ku lagi.
“ohhh. Tentu saja, kamar mandinya di sebelah sana”,jawab pemiliknya.
“terimakasih bu”.

15 menit kemudian, aku pun sudah selesai mandi. Lalu aku keluar dan memakan sup hangat itu.
“apa kau tidak pulang kerumah nak??”, Tanya ibu pemilik toko.
“tidak, kemarin aku ketiduran di taman waktu aku sadar ternyata sudah jam 3.00 pagi. Hehhehehehehhe”,jawab ku lempeng.
“apa orang tua mu tidak khawatir??? Lain kali jangan sampai ketiduran, kan sangat berbahaya. Apalagi kamu kan cewek”,kata pemilik toko itu.
“iya,terima kasih bu. Anda masih mencemaskan saya. Berapa bu saya harus bayar?”, Tanya ku.
“aahh, tidak perlu bayar. Anggap saja ini diskonan gratis buan pelanggan pertama”,jawab ibu itu.
“yang bener bu??? Wahh!!!!!!!!! Saya terima kasih banget lo bu??? Kalau begitu saya berangkat sekolah dulu ya bu??”,kata ku.
“iya, hati-hati ya nak”.
Pemilik toko itu sangat baik pada ku, aku ingin punya orang tua yang begitu perhatian pada ku. Aku melihat jam tangan ku, dan sudah menunjukkan  jam 7.15, tepat dimana bel sekolah berbunyi. Tapi aku tidak punya keberanian untuk datang kesekolah hari ini. Aku malas untuk menjawab semua pertanyaan nanti.

(Di Sekolah)………………………………………….

“ren, apa kau melihat kiki?”,Tanya rio.
“tidak, semalam dia juga nggak pulang kerumah. Papa sibuk mengkhawatirkan dia, kami pergi ke rumah teman-temannya, tapi dia juga nggak ada. Huhhhh!!!!!!!! Dasar merepotkan sekali”,jawab renita kesal.
“kemarin dia juga nggak datang latihan, pelatih sampai memarahi aku. Kiki nggak biasanya seperti ini, entah enapa akhir-akhir ini dia jadi murung dan jarang banyak bicara. Kiki selalu sendiri”,imbuh rio.
“sudah lah, buat apa mikiri anak itu. Kalau dia lapar kan bisa pulang sendiri. Aku yakin dia bakal pulang sendiri. Mau kemana lagi coba dia selain pulang kerumah??? Sudah lah, mending kau konsentrasi saja mendengarkan bapaknya menjelaskan”,kata renita.
Rio hanya mengangguk saja. Sepanjang jalan tadi aku terus berpikir dan berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk datang saja kesekolah. Saat aku datang, bel tanda pelajaran ke-3 telah selesai berbunyi. Waktunya ganti jam pelajaran, aku pun bergegas menuju kelas agar tidak dikira terlambat di jam pelajaran seni ini. 

Aku sangat senang olahraga dan seni, tapi papa tidak pernah mau mendukung aku. Sesampainya aku di depan kelas,aku langsung membuka pintu belakang, semua orang yang ada di dalam kelas itu terkejut dan kaget, rio pun demikian. Tapi aku terus saja berjalan ke meja ku tanpa melihat ke arah mereka. Sebenarnya rio ingin bertanya pada ku, tapi ibu kesenian keburu datang. Hari ini, saat ini dan detik ini entah mengapa aku merasa sangat buruk sekali. Sungguh menggeli kan saja,hah!!!! Aku merasa sangat ngantuk sekali, ingin cepat-cepat pulang dan tidur. Karena kemarin malam aku tidak puas tidur.
2 jam telah berlalu, bel istirahat berbunyi. dan seperti biasa anak-anak lain pada ke kantin untuk makan, ada juga anak-anak perempuan yang membawa bekal. Aku mendengar suara langkah seseorang yang mendekati ku, ternyata itu suara lang kah rio yang tiba-tiba ada di depan ku.

“kemana saja kau ki??? Kemarin tidak datang latihan? Tidak pulang juga kerumah?? Apa kamu tau semua keluarga mu mencemaskan mu. Sms dan telpon ku juga nggak kamu jawab. Kemana saja haaaahhh!!!!”,Tanya rio sambil berteriak pada ku.
“memangnya apa hak mu untuk berteriak pada ku???? Walau kau sahabat ku, tapi kamu nggak punya hak untuk marah-marah pada ku. Kemarin???? Mau apa kek aku, mau sama siapa. Bukan urusan mu juga kan??? Percuma saja aku turun latihan kemarin, tetap saja akhirnya aku nggak bakal bisa mengikuti kejuaraan nasional bersama yang lainnya juga. Karena apa??? Karena aku perempuan rio”,jawab ku kesal padanya.
“hah??? Apa aku nggak salah dengar kalau keluarga ku cemas. Aku saja ragu kalau mereka mencari ku kemarin”,imbuh ku dengan nada kasar.
“apaa??? Kau ragu kalau kami mencari mu apa tidak? Aku, ibu dan papa keliling mencari mu di semua tempat tapi kami nggak bisa menemukan mu bodoh. Sampai ibu ku sangat lelah dan kondisinya menurun gara-gara harus keluar malam menemani papa mu mencari mu bodoh. Kalau ada apa-apa dengan ibu ku dan bayinya kau lah ki, orang yang pertama akan ku bunuh!!!”,sahut renita. Yang tiba-tiba memotong pembicaraan ku dengannya.

“kau kenapa ki??? Ini bukan kiki yang selama ini aku kenal”,Tanya rio.
“haaah!!!!?? Tidak terjadi apa-apa pada ku. Tapi aku ingin memberitahumu kalau ini lah aku yang sebenarnya. Kiki yang nggak suka di atur dan suka berbuat semaunya, kenapa kau kaget melihat aku yang brutal??? Tapi ini lah aku yang sebenarnya, kalian semua bullshit!!!!”,jawab ku marah.
Dan aku pun langsung saja pergi dan membolos untuk jam pelajaran selanjutnya. Aku pun pulang kerumah untuk tidur.

Papa yang mengetahui kalau aku sudah pulang lalu bergegas pulang ke rumah. Setibanya papanya di rumah, aku pun tak membuka pintu kamarnya sampai jam makan malam. Meski veronica dan papan telah memanggil berkali-kali aku pun tetap tak ingin keluar kamar . papa berfikir mungkin akan lebih baik kalau besok saja ia bertemu dengan ku dan berbicara dengan ku . namun, ketika esok datang dan pagi mulai tampak, aku masih sama seperti semalam . semua keluarga sedang duduk di meja makan tiba-tiba aku turun dengan setelan seragam sekolah dan tampak ingin pergi ke sekolah . “ ki, kamu tidak sarapan dulu????“, tanya papa padanya. “ tidak .“, jawab kiki singkat padat dan jelas . lalu kiki bergegas pergi begitu saja . sampai didepan teras rumah supir menawarkan apa akan pergi ke sekolah di antar, tapi aku tidak menyahut dan terus saja berjalan . akhirnya sebelum renita pergi ke sekolah, papa berpesan agar bisa menjaga kiki di sekolah . dengan berat hati renita meng-Iya-kan permintaan papa, renita pun menghela nafas sepanjang perjalanan kesekolah .

--------------------------------------------Di sekolah-----------------------------------------------

Bel jam pelajaran pertama pun berbunyi, namun kiki tidak masuk pada jam pelajaran pertama. “ ren, apa kiki hari ini tidak masuk sekolah? Apa dia sakit?“,tanya rio cemas. Tampang renita sedikit berubah lalu berkata “huh! Buat apa kau khawatir sama kiki? Dia tidak berguna, hanya membuat papa semakin cemas saja. Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat ke sekolah, tapi aku juga tidak tahu kenapa dia tidak hadir hari ini . mungkin dia ingin menghindar dari semua orang!”, jawab renita kesal. “aku sudah mengenalnya selama 2 tahun ini, tapi aku baru melihatnya seperti ini. Aku benar-benar tidak bisa memahami kiki. Aku bukanlah sahabat yang baik buatnya”, kata rio dengan nada menyesal . lalu renita yang tidak tahan melihat rio terus menyalahkan dirinya sendiri akhirnya ia berkata “bukan salah mu, ia memang susah untuk dipahami. Sudah hentikan itu, semua pasti akan ada jalan keluarnya”. aku memang sengaja menghindar dari semua orang, 
karena aku tidak ingin di ajak bicara untuk sementara waktu . jam pelajaran sudah di mulai tapi aku tetap duduk di atap sekolah sambil membaca komik dan mendengarkan music lewat headphone kecil kesayangan ku . sejenak aku berhenti membaca komik dan melamun, aku bingung apa yang harus ku lakukan. Tidak ada tempat curhat, hanya keseorangan diri. Namun tanpa sadar setitik air mata jatuh di pipi dan air mata itu semakin deras membasahi pipi. aku merasa hidup ku semakin sulit, cinta ditolak, papa yang jarang memperdulikan ku sekarang dan renita yang berusaha mendekati rio. Semua itu terasa sangat sulit bagi ku untuk mengakui kebenaran. “Tuhan, apa aku bermimpi? Benarkah semua ini sedang terjadi? Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Tolong aku Tuhan!!!”, ucap ku dengan terisak-isak.  Tidak terasa sudah hampir 4 jam aku hanya di atas atap sekolah, sekarang tepat menunjukkan pukul 2.25 am , bel pulang sekolah pun berbunyi. Dari atap sekolah aku melihat anak-anak mulai berkeluaran sekolah, dalam hati aku bergumam “hyuuuhhhh… pasti kehidupan mereka lebih menyenangkan ketika mereka berada dirumah dan berkumpul bersama keluarga. Ada ayah dan ibu yang begitu menyayangi mereka :’(“ lagi-lagi aku selalu menganggap bahwa kehidupan orang lain lebih bahagia daripada kehidupan ku, aku tidak lebih dari seorang pecundang. 
------------------------------------ To be Continued -------------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Sweet 18th